Stress Akibat Sering Mengulik Gadget |
Dimasa kini, anak muda yang menghabiskan waktu lebih dari 68 persen depan ponsel bisa jadi depresi.
Kecanduan gadget bukan hal baru pada era serba digital seperti sekarang. Sebuah penelitian yang dilakukan Center for Behavioral Intervention Technologies, Northwestern University Feinberg, School of Medicine, memunculkan kesimpulan lain. Kelekatan seseorang dengan perangkat canggih adalah gejala depresi.
�Makin lama seseorang menggunakan gadgetnya, makin tinggi pula peluang mereka terserang depresi,� ungkap David Mohr, salah seorang anggota tim peneliti. Dalam riset yang diterbitkan Journal of Medical Internet Research itu, mereka melibatkan 28 responden berusia 19-58 tahun.
Pada tahap awal penelitian, para responden diminta melengkapi kuesioner mengenai gejala depresi. Selama dua minggu, responden mendapat pertanyaan setiap lima menit sekali. Mereka juga ditanyai tentang mood mereka saat itu.
Gadget para responden dipasangi pelacak data dan GPS. Data mengenai lokasi yang dikunjungi, waktu dan frekuensi penggunaan dagget tersebut lantas dihubungkan dengan hasil tes gejala depresi yang dilakukan sebelumnya. �Orang yang menghabiskan waktu hanya di dua tempat, seperti rumah dan kantor, lebih beresiko terkena depresi,� kata Mohr.
Gadget Menjadi Rutinitas di Setiap Aktivitas |
Gadget Menjadi Rutinitas di Waktu Luang |
Akibat Tanpa Gadget |
Penelitian yang dipublikasikan akhir bulan lalu itu juga menyebutkan, mereka yang mengalami gejala depresi menghabiskan total 68 persen waktunya di depan ponsel. �Mereka yang tidak menunjukkan gejala depresi hanya menggunakan 17 persen waktunya di depan ponsel,� papar Kepala Penelitian tersebut.
Demikian artikel tentang Dampak Gadget, Pemicu Utama Depresi ini dapat kami sampaikan, semoga artikel atau info tentang Dampak Gadget, Pemicu Utama Depresi ini, dapat bermanfaat. Jangan lupa dibagikan juga ya! Terima kasih banyak atas kunjungan nya.